Rabu, 02 Juni 2010

BELAJAR SABAR


Menjadi seorang ibu terkadang terasa berat, karena ia harus melakukan tugasnya tanpa pamrih. Kehidupan ada pasang surut, tapi jangan pernah menyesali momen yang indah itu. Redam emosi jika anak sulit makan atau apapun, ingat bahwa mereka butuh kasih sayang, bukan amarah. Hemm...nice statement n i like it..

Beberapa bulan ini kesabaranku sebagai seorang ibu bener-bener teruji. Cita-cita ingin menjadi seorang ibu yang baik, penyayang dan sabar terasa sulit dilakukan, terutama ketika aku harus menghadapi masalah terhadap Rafi (anak keduaku) yang berusia 3,5 tahun. Emosinya terasa sulit dikendalikan ketika dia marah karena keinginannya terhadap sesuatu tidak terpenuhi.

Pernah suatu pagi, ketika aku akan berangkat kerja, dia ingin sekali minum susu UHT kotak namun kala itu aku sedang kehabisan stok di rumah karena belum sempat membelinya di supermaket. "Nanti pulang kantor bunda belikan ya dek, i said". Spontan dia langsung marah plus nangis sambil membanting barang-barang disekitarnya, termasuk hape ku, hiks..hiks..Berbagai kalimat bujuk rayu sudah terlontar dari mulutku tapi tak mampu juga meredam emosinya yang meledak-ledak begitu. MasyaAllah...sabaaarr..sabaaarr..Sulitnya berproses menjadi seorang ibu yang bisa sabar bagi anak-anaknya.

Tiba-tiba emosinya mulai mereda ketika terdengar olehnya kalimat, "ikut bunda ke kantor yuk dek"..Langsung terjawab dari bibir mungilnya, "iya bunda, adek ikut ke kantor tapi pulangnya belikan susu kotak ya". Alhamdulillah, akhirnya aku mendapatkan kalimat pamungkas yang bisa menghentikan tangis dan membuatnya tersenyum.

Sempat terbaca olehku sebuah blog berjudul Istana Kunang-kunang dan aku memperoleh beberapa tips tentang bagaimana sikap seorang ibu terhadap anaknya, antara lain :

STOP MEMUKUL :
Sadarilah, memukul atau menampar mengajarkan kepada anak-anak untuk menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan suatu masalah. Anak-anak yang dipukul cenderung memiliki kepercayaan diri rendah, depresi dan tidak keberatan untuk digaji rendah. Nah, apa yang harus dilakukan agar dapat menghindari menampar anak?

TENANGKAN DIRI :

Bila Anda merasa marah, dan ingin menampar atau memukul anak Anda, sedapat mungkin tinggalkan situasi tersebut. Tenangkan diri Anda dan diam. Jika tidak bisa, sebaiknya melangkah mundur dan hitung sampai sepuluh.


WAKTU UNTUK SENDIRI :

Orangtua cenderung menampar bila mereka tak pernah punya waktu untuk diri sendiri, merasa sangat lelah dan diburu-buru. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menyisihkan waktu untuk dirinya sendiri.


TEGAS TAPI BAIK :

Jika anak Anda tidak mengikuti perintah yang Anda lontarkan berulangkali, jangan menamparnya. Lebih baik, posisikan tubuh sejajar dengan anak Anda, lalu tatap matanya, berikan sentuhan yang lembut dan katakan kepadanya, secara baik-baik tetapi tegas, bahwa Anda meminta dia untuk bersikap manis.


BERIKAN PILIHAN :

Memberikan pilihan pada anak merupakan alternatif yang efektif. Bila anak emoh makan dan malah memainkan makanannya, tanyakan padanya apakah dia ingin terus memainkan makanannya atau meninggalkan meja makan. Jika dia terus memainkan makanannya, secara baik-baik angkat anak dari kursi makan lalu katakan padanya bahwa dia dapat kembali ke meja makan bila sudah siap untuk memakan makanannya dengan benar.


KONSEKUENSI LOGIS :

Jika anak Anda melakukan kesalahan, tawarkan konsekuensi logis yang harus dikerjakan agar dia belajar bertanggung jawab. Misalnya, anak memecahkan kaca jendela tetangga. Tawarkan apa yang dapat ia lakukan untuk menebus kesalahanya. Mencuci mobil tetangga tersebut beberapa kali sesuai dengan harga perbaikan kaca jendela, misalnya.


MENGGANTI HUKUMAN :

Jika ingin mengganti bentuk hukuman pada anak, Anda tetap harus memberi penegasan padanya alasan yang tepat mengapa Anda mengganti bentuk hukuman.


MENINGGALKAN KONFLIK :

Anak yang lancang, berani memukul balik orangtuanya. Pada situasi seperti ini, segeralah tinggalkan situasi tersebut. Dengan tenang, katakan kepada anak Anda, “Mama ada di kamar kalau kamu mau bicara dengan Mama dengan lebih hormat”.


ALIHKAN PERHATIAN :

Pada saat dia memegang atau menyentuh sesuatu yang tidak pantas, tarik tangannya secara baik-baik tetapi tegas dan bawa dia ke ruangan yang lain. Tawarkan dia mainan atau sesuatu benda untuk mengalihkan perhatiannya.


BERITAHU SEJAK DINI :

Tanamkan sedini mungkin pada anak-anak pengertian kerja sama yang baik dan penyelesaian masalah secara kreatif tanpa menggunakan kekerasan.


Sumber : mine and http://hyvny.wordpress.com



1 komentar:

aziz miring mengatakan...

semoga bisa saya terapkan...