Senin, 27 April 2009

Sulitnya Mengatasi Obesitas Anak

Rafi

Obesitas...overweight....??? Ya ampuuunn.. kita pasti sangat takut ketika mendengar istilah ini, apalagi sampai mengalaminya. Utamanya bagi para kaum hawa, sebisa mungkin mencari cara/solusi supaya tidak sampai menimpa diri. Mungkin terbilang masih mudah bagi wanita dewasa yang mengalami obesitas untuk melakukan usaha penurunan berat badan sampai mencapai berat ideal. Namun hal ini tidaklah mudah dilakukan oleh para balita yang mengalami kelebihan bobot/berat badan. Bagaimana seharusnya mereka bertindak untuk mengendalikan nafsu makan, mengkonsumsi minuman khususnya yang berasa (manis, asem, asin...nano2 kalii..), ngemil, dll. Pastinya sulit karena mereka belum tahu dan mengerti tentang hal ini. Pihak yang bisa mengatur pola makan balita penderita obesitas adalah orang yang terdekat dengannya setiap hari yaitu sang ibu atau pengasuhnya.
Beberapa waktu terakhir sampai sekarang ini, selalu terpikir dalam benakku bagaimana caranya memberi perlakuan terhadap Rafi yang termasuk kelebihan bobot. Saat ini Rafi berusia 2,5 tahun dan mempunyai berat badan kurang lebih 20 kg (ndut ya...). Ketika lahir dulu memiliki BB 3,75 kg dengan PB 51 cm.Ketika berusia 5 bulan sudah terdeteksi oleh dokter spesialis anak langgananku kalau dia mengidap alergi dan sejak saat itu aku mulai mengatur asupan makannya agar seminimal mungkin tidak timbul manifestasi klinis penderita alergi. Cukup berat juga sih karena waktu itu dia hanya boleh mengkonsumsi lauk tahu, tempe dan daging sapi saja, sedangkan untuk sayuran boleh apa saja kecuali dari famili kacang-kacangan.
Sampai berusia 1 tahun berat badannya hampir dibawah standar dan aku tetap berusaha semaksimal mungkin mematuhi saran dokter. Sampai pada usia 1,5 tahun berat badannya selalu bertambah setiap bulan dan aktifitas motoriknya pun mengimbangi usianya. Bersyukur rasanya karena ternyata perlahan-lahan berkat ketelatenan dan kesabaran, anakku mengalami perkembangan tubuh yang membuat hatiku senang.
Hampir setiap bulan Rafi mengalami kenaikan berat badan hingga sekarang dan tentu saja hal ini merubah perasaanku yang tadinya senang menjadi khawatir dengan tubuhnya. Aku sangat khawatir karena berat badan berlebih berarti menyimpan bom waktu untuk meledaknya semua penyakit di kemudian hari.
Obesitas pada anak kini menjadi masalah besar di negara-negara maju. Sebab, anak-anak yang mengalami kegemukan sudah membawa bibit penyakit, seperti gangguan pembuluh darah, jantung, diabetes, dan hipertensi. Obesitas pada anak juga akan berdampak ketika dewasa. Obesitas atau kegemukan diartikan sebagai penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak dan berpotensi mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian, antara lain penyakit kardiovaskuler, dilipidemia, hipertensi, diabetes melitus (DM), dan sebagainya. Hingga sekarang belum ada obat menurunkan berat badan bagi anak-anak yang menderita obesitas. Menurut Dr. dr. Damayanti R. Sjarif dari Bagian Gizi dan Metabolisme Departemen Kesehatan Anak FKUI, hanya dengan aktivitas fisik dan mengubah pola makan, berat badan anak obesitas bisa diturunkan. Satu-satunya obat penurun berat badan untuk anak yang telah direkomendasi FDA (badan pengawas obat dan makanan di AS) adalah orsilat. Obat itu pun baru bisa diberikan pada anak obesitas berusia 12 tahun ke atas. Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan bagi anak-anak obesitas ini hanya dengan mengubah pola makan dan beraktivitas. "Bagian Gizi dan Metabolisme FKUI telah meneliti 12 anak obesitas dengan menggunakan metode beraktivitas dan mengubah pola makan. Anak-anak tetap boleh mengonsumsi makanan apa saja karena mereka sedang dalam masa pertumbuhan. Hanya bagi anak obese, makanan berat telah ditentukan waktunya." Pada anak obese pada saat jam makan pagi, siang, dan malam merupakan makan besar untuknya disertai dengan gizi yang seimbang tentunya. Tetapi, di luar jam itu mereka hanya boleh makan buah-buahan. "Ngemil-nya diganti buah-buahan. Jam menonton televisi dibatasi cukup tiga jam, karena salah satu penyebab obese diam di depan televisi berjam-jam sambil ngemil." Olahraga juga sangat efektif untuk menurunkan berat badan, karena dapat membakar lemak di dalam tubuh. Olahraga yang sangat bagus untuk anak-anak adalah jalan kaki, joging, naik sepeda dan berenang. Penanganan obesitas harus dilakukan sejak dini, dan dilakukan secara komprehensif. Penanganan kasus obesitas pada anak dengan cara modifikasi diet, aktifitas fisik dan perubahan perilaku harus dilakukan secara simultan. Pemberian modifikasi diet pada penangananan anak dan remaja dengan obesitas adalah dengan menerapkan gizi seimbang untuk pencapaian tumbuh kembang. Dalam menangani anak dengan obesitas diperlukan keterlibatan keluarga secara aktif
Saat ini aku sedang berupaya untuk menerapkan hal-hal yang membuatnya selalu bergerak dan beraktifitas dan besar harapanku adalah akan terjadi penurunan berat badan dengan sendirinya tanpa aku harus mengajaknya ber-diet. Semoga berhasil...Amiinn..

Sumber : dari berbagai sumber terutama http://www.infobunda.com

2 komentar:

melati mengatakan...

Iku Raffi yo... pelan -pelan lah kalo mo kurusin Raffi jangan sampai dehidrasi... kasian... (dalam rangka nggolek bolo... "maju makmur club" he-he...) biar gemuk yang penting sehat...

nia mengatakan...

iyo mbak ini juga wis alon-alon sing penting kelakon..takutnya kebablasan..