Senin, 09 Februari 2009

SUSAHNYA MENJADI GURU

(kika berdiri): guru SMPN 1 Gresik, Tanti, Alm. Sumiati, Desti, Aku, Saras, guru SMPN 1 Gresik
(kika jongkok): Agun, Sinung, Syam, Fajar

Meskipun kedua orang tuaku memiliki basic untuk menjadi seorang pendidik, pengajar dan pemberi materi kepada anak-anak di sekolah (Bapakku dulunya guru seni rupa dan musik tapi sekarang sudah purna tugas, ibuku guru di sebuah TK di Ngawi), namun bagiku hal itu bukanlah suatu profesi yang aku inginkan dan aku cita-citakan. Aku merasa betapa sulitnya menjadi guru karena aku juga merasa tidak memiliki kriteria seperti mampu berkomunikasi, percaya diri, menguasai materi, berwawasan luas dan mungkin masih banyak kriteria lagi. Sebenarnya dari awal aku duduk di bangku SMP, aku berangan-angan ingin menjadi seorang psikolog, entah kenapa waktu itu tiba-tiba saja muncul keinginan tersebut. (Ahh, dilalui aja jalan hidup ini, manusia hanya bisa berencana, Allah pun yang akan menentukan semuanya).

Ternyata keinginanku menjadi seorang psikolog memang benar tidak tercapai karena saat ini aku malah menjadi seorang PNS di Departemen Kehutanan, tepatnya di Balai Besar KSDA Jatim. Di tempat inilah juga aku memiliki pengalaman pertama menjadi pemberi materi yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Flash back dulu yaa..
Pada tahun 2004, Balai KSDA Jatim I (sekarang berganti menjadi Balai Besar KSDA Jatim karena restrukturisasi & reorganisasi instansi), mempunyai kegiatan Pengembangan Bina Cinta Alam di SMPN 1 Gresik. Biasanya kegiatan ini dilakukan melalui pemberian materi tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya (KSDAH & E) kepada beberapa siswa di luar jam sekolah. Pemberi materi waktu itu berasal dari instansi kita sendiri dan terdiri dari beberapa orang antara lain Atik Saraswati, Alm. Sumiati, Syam Hendrawan, Fajar Dwi Nur Aji dan aku sendiri. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahunnya, karena kita yakin bahwa penanaman pengetahuan tentang konservasi yang dilakukan sejak dini, secara tidak langsung akan memberikan dampak positif terhadap kelestarian hutan dan alam Indonesia. Waktu itu kita sengaja mencari sasaran sekolah yang memiliki siswa-siswa berpotensi agar materi yang akan kita sampaikan nanti bisa lebih mudah dimengerti dan dipahami. (Gak sia-sia gitu loh kita cuap-cuap di depan kelas).

Saat itu bagiku adalah pengalaman perdana dan pertama menjadi seorang pengajar, meskipun hanya sesaat. Kalau gak salah materi yang aku berikan adalah tentang Dasar-dasar KSDAH & E (sengaja sih pilih materi yang ringan). Awal pembukaan masih agak grogi (untung saja yang dikasih materi hanya anak-anak SMP, kalo mahasiswa gimana yaa??), tapi lama-lama biasa aja. Selesai memberikan materi langsung masuk ke session tanya jawab, wuuiihh aje gilee..gak nyangka ternyata anak-anak di SMPN 1 Gresik TOP BGT, cerdas, kreatif pemikiran dan kritis. Aku lupa sih waktu itu mereka bertanya dan berpendapat apa saja, cuma yang jelas mereka sudah sangat memahami arti dan definisi dari konservasi Indonesia. Semoga mereka tidak hanya memahami secara teori saja namun diharapkan mereka juga mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehingga hutan dan alam Indonesia selalu terjaga kelestariannya.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Salah satu kewajiban seorang muslim adalah mengamalkan ilmu, supaya bermanfaat, tul ga'..?!

nemilant mengatakan...

berarti kita senasib dong. dulu aku punya cita2 jadi penerbang, eh jadinya malah penebang.

teti deliany mengatakan...

sama tu nasibnya dgn sy saat in mbak,.
sebagai seorng penyuluh, slh satu kgiatan yg saya lakukan adlh PL,.
ufh tp mnghdpi ank SD sgt berat,.nerangin sedikit,.eh ditinggal maen krn bosen,
mngkn kdepannya bisa ngajar ank SMP,.SMA,.to mhsw